Andy Satyakusuma

welcome to our blog

About Andy

ASIA AFRICA FOUNDATION
Finance and Foreign Affair Director
Indonesia

INTERNATIONAL HUMAN RIGHT ORGANIZATION
Goodwill Ambassador

IMPACTIVITY UK LTD
Director
London, United Kingdom

MY GLOBAL FUND - THE GLOBAL FUND
Fight against the world's three deadliest pandemics: HIV/AIDS, tuberculosis and malaria.
Country Coordinating Mechanism
The Country Coordinating Mechanism is a
country-level partnership of stakeholders from
nongovernmental organizations, multilateral and
bilateral agencies, the public and private sectors,
and people living with or affected by the diseases.
It is responsible for submitting proposals to the
Global Fund, nominating the grantee(s) or Principal
Recipient(s) and providing oversight to grant
implementation.

Total Pageviews

Blog Archive

Download

FOREX RATES live

Radio

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: Andy Satyakusuma Posted date: 12:39 AM / comment : 0





    Angka kemiskinan di Indonesia masih sangat tinggi berdasarkan pusat statistik di Indonesia Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2012 mencapai 29,13 juta orang (11,96 persen), berkurang 0,89 juta orang (0,53 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang (12,49 persen).  Selama periode Maret 2011−Maret 2012, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sekitar 399,5 ribu orang (dari 11,05 juta orang pada Maret 2011 menjadi 10,65 juta orang pada Maret 2012), sementara di daerah perdesaan berkurang 487 ribu orang (dari 18,97 juta orang pada Maret 2011 menjadi 18,48 juta orang pada Maret 2012). Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2011 sebesar 9,23 persen, menurun menjadi 8,78 persen pada Maret 2012. Begitu juga dengan penduduk miskin di daerah perdesaan, yaitu dari 15,72 persen pada Maret 2011 menjadi 15,12 persen pada Maret 2012. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2012, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 73,50 persen, tidak jauh berbeda dengan Maret 2011 yang sebesar 73,52 persen.Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, gula pasir, daging ayam ras, tempe, tahu, mie instan, bawang merah, dan cabe merah. Sedangkan, komoditi yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, gula pasir, telur ayam ras, mie instan, tempe, bawang merah, tahu, dengan tambahan kopi dan cabe rawit. 

    Penurunan angka kemiskinan di Indonesia tidak dapat terjadi significant di karenakan beberapa faktor diantara lain dikarenakan tingginya angka inflasi di masyarakat, yang menyebabkan tingginya  bahan pokok dan menurunkan tingkat daya beli dari masyarakat. Penurunan angka kemiskinan tersebut terjadi dengan tingkat pertumbuhan di atas 6 persen selama tahun 2010 hingga pertengahan 2012. Sekalipun demikian, inflasi yang dirasakan masyarakat miskin masih tinggi. Hal ini bisa dilihat dari poverty basket inflation sebesar 10,9 persen pada 2011, dan 6,52 persen, yang merupakan angka sementara, pada 2012. Persentase hanya berkurang tipis. "Bahkan pada 2005, walaupun terjadi pertumbuhan, tapi poverty basket inflation tercatat sampai 12,87 persen karena ada kenaikan harga BBM, berdampak pada kenaikan angka kemiskinan, dari 15,97 persen menjadi 17,75 persen pada 2006.

    Hal lain yang menjadi penyebab dari tidak terjadinya angka kemiskinan di Indonesia adalah disebabkan oleh meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 118,0 juta orang, berkurang sekitar 2,4 juta orang dibanding angkatan kerja Februari2012 sebesar 120,4 juta orang atau bertambah sekitar 670 ribu orang dibanding Agustus 2011.Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 110,8 juta orang, berkurang sekitar 2,0 juta orang dibanding keadaan pada Februari 2012 sebesar 112,8 juta orang atau bertambah 1,1 juta orang dibanding keadaan Agustus 2011. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 6,14 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Februari 2012 sebesar 6,32 persen dan TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen.Selama setahun terakhir (Agustus 2011―Agustus 2012), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama di Sektor Industri sekitar830 ribu orang (5,71 persen), serta Sektor Jasa Kemasyarakatan sebesar 450 ribu orang (2,70 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian sebesar 450 ribu orang (1,14 persen), Sektor Perdagangan sebesar 250 ribu orang (1,07 persen), dan Sektor Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasisebesar 80 ribu orang (1,57 persen).

    Berdasarkan jumlah jam kerja pada Agustus 2012, sebesar 76,5 juta orang (69,04 persen) bekerja diatas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam perminggu mencapai 6,6 juta orang (5,98 persen). Pada Agustus 2012, penduduk bekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebesar 53,9 juta orang (48,63persen), sedangkan penduduk bekerja dengan pendidikan diploma sekitar 3,0 juta orang (2,68 persen) dan penduduk bekerja dengan pendidikan universitas hanya sebesar 7,0 juta orang (6,30persen). 

    Melihat keadaan tersebut diatas, Pemerintah harus bekerja lebih serius dalam menghadapi kemiskinan di Indonesia, dan tidak hanya berkonsentrasi kepada masalah perseteruan politik dan kasus-kasus korupsi. penanggulangan masalah korupsi biarkanlah tetap menjadi ranah hukum dan tidak menjadi sarana ekploitasi politik seperti yang saat ini dirasakan oleh masyarakat. Para pemimpin di Indonesia sibuk saling menjatuhkan untuk mendapatkan posisi politik bagi kepentingan pribadi ataupun golongan mereka. 

    Pembangunan proyek-proyek yang dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat harus segera dilaksanakan oleh Pemerintah, seperti contohnya penyediaan sarana pembangkit tenaga listrik yang hemat energy (low energy power), sehingga dapat menurunkan tarif dasar harga listrik, dengan turunnya tarif dasar listrik  secara hukum kausal akan  berdampak kepada sektor-sektor industri dan harga angkutan transportasi, hal seperti ini automatis akan menurunkan harga dasar bahan pokok sehingga meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat.Kebijakan ekonomi di bidang eksport juga diperbaiki. di sektor riil atau perbankan harus lebih mempermudah prosedur pemberian kredit modal kerja kepada bidang-bidang usaha yang berorientasi eksport, pemberian modal kerja dengan bunga lunak kepada para pengrajin kecil yang menghasilkan komoditas eksport. Pembinaan terhadap  pengusaha berorientasi eksport harus perlu ditingkatkan, hal ini untuk mendorong pendapatan devisa negara yang akan dipergunakan untuk membangun Negara.











    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Activity Photo

Comments

The Visitors says